Pernah saya membuat life purpose karena saya yakin saya ini istimewa, dilahirkan ke dunia untuk sebuah tujuan besar. Kemudian saya belajar bahwa keistimewaan seseorang bukanlah bawaan lahir, tetapi hasil kerja keras yang terarah dalam waktu yang lama. Saya pun menyadari bahwa dengan kerja terkeras sekalipun, saya belum begitu istimewa, sebab banyak yang kapabel untuk bekerja lebih keras-lebih cerdas dari saya. Maka ini tidak menjadi alasan yang kokoh untuk membangun life purpose.
Pernah saya membuat life purpose karena saya haus akan aktualisasi diri. Saya ingin menjadi seseorang yang penting, signifikan, yang menciptakan dampak, karena saya ingin. Kemudian saya belajar, mungkin ini adalah bentuk egoisme terselubung. Seolah positif, seolah demi orang lain, padahal sesungguhnya ini adalah tentang “aku”.
Dalam kalibrasi life purpose terkini, saya ingin life purpose saya disandarkan pada sesuatu yang lebih sederhana dan lebih tidak membebani, namun sustainable. Saya ingin agar life purpose ini menjadi tiket saya untuk bahagia di akhirat. Life purpose yang nilainya bisa mengalahkan segunung bahkan selautan dosa-dosa saya.
Untuk itu, layaknya membangun aset dan memilih investasi, saya mempertimbangkan beberapa faktor yang perlu ada dalam proyek pencapaian life purpose ini, yaitu:
1. Dampaknya scalable dan sustainable. Luas, masif, bahkan berlanjut antar-generasi.
2. Menjawab masalah fundamental kehidupan masyarakat modern. Menghadirkan manusia-manusia yang lebih sehat, lebih cerdas, lebih kuat ekonominya.
3. Bertumbuh dengan sangat cepat, self-sustain, dan suatu saat akan menjadi sangat besar.
Sedikit-banyak, saya on the track saat ini. Tetapi saya menduga bahwa apa yang saya kendarai saat ini bukanlah kendaraan yang paling optimal untuk life purpose ini. Sesekali pikiran saya menjelajahi berbagai kemungkinan masa depan; saya bisa membayangkan skenario-skenario yang lebih ideal lagi, namun masih tak nampak jalan-jalan menuju ke sana.
Well, I guess the best thing I can do right now is to excel at things I do. Maybe I’ll see the way when the time is right.
Apa itu self acceptance/ selesai dengan diri sendiri? Self-acceptance, atau penerimaan diri, adalah sikap menerima dan mengakui segala aspek dari diri sendiri, termasuk kekurangan, kekuatan, kelemahan, dan keunikan tanpa menghakimi atau merasa perlu mengubah diri untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Beberapa poin yang menjelaskan konsep self-acceptance:
Menerima Diri Apa Adanya: Self-acceptance berarti menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ini termasuk menerima penampilan fisik, kepribadian, emosi, dan pengalaman hidup tanpa merasa malu atau bersalah.
Mengakui Kekurangan: Mengakui bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan itu adalah bagian dari menjadi manusia. Self-acceptance berarti tidak merasa minder atau rendah diri karena kekurangan tersebut, melainkan menerima dan berusaha memperbaikinya dengan bijak.
Tidak Menghakimi Diri Sendiri: Berhenti menghakimi diri sendiri secara negatif atau keras. Seseorang yang menerima diri sendiri akan berbicara kepada dirinya sendiri dengan cara yang penuh kasih dan pengertian, sama seperti berbicara kepada teman baik.
Menghargai Diri Sendiri: Menghargai diri sendiri atas siapa diri kita, bukan hanya atas apa yang kita capai. Ini berarti menghargai nilai-nilai, prinsip, dan keberadaan diri sendiri.
Menerima Masa Lalu: Self-acceptance juga melibatkan menerima masa lalu, termasuk kesalahan dan kegagalan, sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk siapa kita saat ini.
Memiliki Pandangan Positif Tentang Diri: Membangun pandangan positif tentang diri sendiri, di mana seseorang melihat dirinya secara seimbang, menghargai kekuatan dan berkomitmen untuk memperbaiki kelemahan.
Mengurangi Perbandingan Sosial: Tidak terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Self-acceptance berarti memahami bahwa setiap orang unik dan perjalanan hidup masing-masing berbeda.
Ketenangan Batin: Dengan menerima diri sendiri, seseorang akan merasa lebih tenang dan damai secara batin, karena tidak lagi berjuang melawan diri sendiri atau mencoba menjadi orang lain.
Self-acceptance adalah dasar dari kesehatan mental dan emosional yang baik. Dengan menerima diri sendiri, seseorang bisa hidup lebih autentik, menjalani hidup dengan lebih bahagia, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Tanda Seseorang Sudah Selesai Dengan Dirinya Sendiri Tanda seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri (self-acceptance) dapat terlihat dari berbagai aspek, antara lain:
Penerimaan Diri: Mereka menerima diri mereka sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan tanpa merasa perlu menyembunyikan atau mengubah siapa mereka untuk menyenangkan orang lain. Meski begitu, tetap butuh untuk instropeksi dan mengembangkan diri bagi perbaikan dan kebaikan.
Ketenangan Batin: Mereka memiliki ketenangan batin dan tidak mudah terganggu oleh kritik atau pendapat negatif dari orang lain.
Mandiri Emosional: Mereka tidak bergantung pada orang lain untuk merasa bahagia atau berharga. Kebahagiaan dan rasa harga diri mereka berasal dari dalam diri.
Tujuan Hidup yang Jelas: Mereka memiliki tujuan hidup yang jelas dan bekerja menuju tujuan tersebut tanpa merasa tertekan oleh ekspektasi eksternal.
Keberanian Mengambil Keputusan: Mereka berani mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan keyakinan mereka, meskipun keputusan tersebut tidak populer atau didukung oleh orang lain.
Relasi yang Sehat: Mereka memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain, dimana mereka bisa memberi dan menerima dengan tulus tanpa merasa terbebani.
Kepercayaan Diri: Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan yakin akan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan hidup.
Tidak Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Mereka tidak merasa perlu membandingkan diri mereka dengan orang lain dan fokus pada perjalanan hidup mereka sendiri.
Kemampuan Menghadapi Kegagalan: Mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan tumbuh, bukan sebagai cerminan dari nilai diri mereka.
Keseimbangan Hidup: Mereka mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri, serta mengelola stres dengan baik.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini, bisa dikatakan bahwa mereka telah selesai dengan diri mereka sendiri dan mencapai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang tinggi.
Update.
Okay itu hanya perasaan suka yang hanya numpang lewat saja 🤣 now udah biasa lagi 🥰🥰
suka dalam diam
menyukai dia secara diam-diam, hanya Allah dan aku yang tahu kalau aku punya perasaan seperti ini untuknya.
aku diam-diam penasaran tentangnya, tapi tidak bisa bertanya apapun perihal dia... Karena aku tidak ingin memperlihatkan perasaanku ini pada siapapun walau secuil kecil.
ketika ada yang sedang menceritakan dia, walau ekspresiku biasa saja tapi... di dalam lubuk hatiku aku antusias mendengarkannya.
dan ketika ada yang tiba-tiba menyebutkan namanya langsung di depanku, dengan terpaksa aku harus berkata "tidak mengenalnya"
biarkan.
biarkan aku terus menyukainya dalam diam seperti ini, hingga perasaan ini lebur dengan sendirinya.
karena mungkin saja, dia telah terikat dengan seseorang yang telah menjadi belahan hidupnya, menjadi tanggung jawabnya.
aku ingin perasaan yang tidak seharusnya hadir ini segera lenyap dan pergi. kumohon segera pergi.
semoga tidak ada lagi momen berpapasan secara kebetulan dengannya, tidak ada lagi pandangan mata yang bertemu satu sama lain, tidak ada lagi suaranya yang tertuju kepadaku.
N.
dear Musa, My 3 years old
Ammah sedih hari ini mendengar kabar musa dilarikan ke rumah sakit karena dini hari tadi kejang menggigil dengan tatapan kosong dan bibir yang membiru. Ammah tidak bisa membayangkan bagaimana mamamu panik menangis saat melihat kondisimu.
Musa sayang, cepat sembuh dan ceria lagi ya nak. Ammah sayang banget sama Musa. di posisi yang dibatasi tembok jarak yang jauh darimu, saat ini Ammah sangat ingin memeluk Musa, walaupun Ammah tau Musa pasti akan berontak jika Ammah sentuh, apalagi peluk.
anakku Musa, yang sedari kecil hobi teriak-teriak dan ngamuk. gak mau disentuh kecuali oleh mama dan bapaknya. padahal Ammah gemes bgt sama kamu nak. Ammah pengen peluk, gendong, dan ajak kamu bermain. sayangnya Ammah mendekat sedikit saja sudah kamu usir dengan teriakan yang memekakan telinga. jadinya Ammah hanya bisa memperhatikanmu dari jarak beberapa meter.
seisi rumah mungkin kadang bosan dengan teriakanmu. di usiamu yang sudah melebihi tiga tahun, bicaramu masih belum jelas dan hanya mengeluarkan beberapa kata, kamu makan dengan sangat berantakan, nasi tercecer dimana-mana. apalagi jika sedang bertengkar dengan kakakmu Zakir, pasti seisi rumah heboh dan mamamu mulai pusing. nak, sungguh, kami lebih baik mendengar dan melihat keributan-keributan itu daripada melihatmu terbaring lemah diatas kasur putih rumah sakit dan berteman dengan selang infus yang acapkali ingin kamu singkirkan dari tanganmu.
musa sayang, semoga Allah segera memberikan kesembuhan padamu. doa ammah datang memelukmu dari jauh.
responku sekarang ketika berada di suasana gak dianggap : senyumin aja.
senyumnya senyum getirr sih, hehehe. tapi lumayan rate kecewanya dan mindernya udah gak separah dulu.
yang jahat bukan mereka, mereka semua orang baik.
ya emang akunya aja yang gak cocok sama mereka.
saya disiniii, di lantai 5 yogya kepatihan, sendiri dan sudah biasaaaa 😊😊
i am really dating my self 🤣
Nggak semua kesempatan bisa kita dapatkan, kalau kemudian ada orang yang membukakan atau memberi kesempatan. Kata guruku, coba aja dulu meski kita nggak yakin, kerjakan semaksimalnya kita, soalnya kalau orang lain berani ngebukain dan ngasih kesempatan itu tandanya mereka bisa melihat sesuatu di dalam diri kita yang gak kita sadari, yang kita sendiri juga gak tahu. Tapi, mereka percaya dan berani bertaruh atas kesempatan yang diberikan itu. Cobalah untuk berupaya sekuat tenaga, tunjukkan upaya yang maksimal, karena itu yang bisa kita kendalikan, soal hasil biar urusan nanti. Paling tidak, kita menunjukkan bahwa kita sesungguh-sungguh itu, kita berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan, kita nggak sia-siain kesempatan yang udah dibukain, yang udah dikasih.
Sebab, banyak dari mereka yang membuka dan memberi kesempatan itu tidak hanya melihat hasilnya, tapi juga upaya kita. Nggak menutup kemungkinan, besok-besok kita akan terus diberikan kesempatan baru. Kesempatan yang akhirnya membuat kita berkembang melebihi apa yang kita pikirkan selama ini. Karena keterbatasan pengetahuan kita melihat diri sendiri.
Suatu hari kita bisa menjadi orang yang memberi kesempatan, membukakan jalan bagi orang lain. Kalau saat kita, kita sedang dibukakan jalannya. Jangan tutup jalan itu dengan kemalasan, nggak niat ngerjainnya, ngilang, menyalah-nyalahkan orang lain, dan berbagai hal yang membuat pintu kesempatan berikutnya tidak lagi terbuka. Pada kondisi yang tertekan, biasanya orang akan menunjukkan bagaimana respon dan coping mechanism nya. Kalau respon kita merugikan, coping mechanism kita tidak memecahkan masalah. Barangkali sudah cukup. Kapasitas kita memang hanya sedemikian aja, nggak bisa lebih dari itu. Kalau mau lebih dari itu, maka kita harus bisa mengelola diri kita sendiri dengan lebih baik terlebih dahulu.
Kalau kita berharap memegang hal-hal besar, maka risiko - konflik - dan berbagai macam tantangannya akan semakin besar. Kalau ingin berkembang lebih jauh, pasti nggak enak, nggak nyaman, gak menyenangkan sama sekali.
Blue Mosque - Istanbul, Turkey.
Listen to Surah Al-Qamar سورة القمر هزاع البلوشي by تلاوات خاشعة :: Tvquran22 on #SoundCloud
https://on.soundcloud.com/LKPCK
ketemu sama orang yang kita suka itu penting.
kenapa penting? biar semangat skinkeran 🤣🤣
ya walaupun ketemu dari jauh.
https://yasirmukhtar.tumblr.com/post/174510897403/sebungkus-garam-sebotol-air-dan-sebuah-danau
Pandemic covid 19 kemarin dalam konteks manajemen, merupakan bagian dari fenomena krisis. Maka dalam menyikapi organsiasi atau perusahaan di era krisis, manajemen harus menerapkan skema manajemen krisis.
Diantaranya ada 3 tahap : pre crisis, crisis response dan post crisis. Singkatnya, kita sudah mulai memasuki fase ke 3, tugas manajemen pada fase ini harus mulai memikirkan langkah dalam mengakselerasi gerak untuk menutup gap yang terjadi selama krisis kemarin terjadi, yang mempengaruhi banyak sektor.
Salah satu problem dari sudut pandang HR, adalah adanya gejala pandemic fatigue, yaitu kondisi kelesuan/lelahnya SDM akibat tekanan mental di kala pandemi naik begitu pesat, dampaknya adalah tidak sedikit yang mulai terjebak di zona nyaman, seperti media daring sebagai opsi pertama untuk bertemu, padahal dulu alasan diberlakukan demikian, adalah karena pembatasan sosial.
Rapat yang sebenarnya sudah mulai boleh dilakukan secara luring, even masih harus memenuhi protokol, mayoritas memilih untuk online, alhasil luaran dari rapat menjadi tidak optimal. Sebab memonitor dan mengevaluasi peserta rapat saat online susah, apalagi kalau pada pasif, dan lebih-lebih off-cam.
Lantas harus gimana?
Sudah siap dengan skema baru?
Ini penting, mau oeganisasi profit/non profit, organisasi mahasiswa, bahkan organisasi tanpa bentuk sekalipun~
Intinya,
edisi lagi belajar karena harus ngisi materi berkaitan soal diatas, jadi kudu ditulis biar inget wkwk