Curate, connect, and discover
tepat saat ini aku merasa rindu untuk bermimpi. walaupun dulu sepertinya banyak takut dan ragunya. sekarang sepertinya mimpi itu bahkan bukan lagi takut atau ragu, melainkan tidak ada? boro-boro mikirin mimpi, seringnya berkutat dengan emosi yang seringnya mengganggu.
dulu, ditengah lelahnya menjalani proses belajar, terselip mimpi2ku dalam doa.
sekarang, rasanya aku mudah sekali berprasangka. padahal inginnya, aku tidak mengikuti emosi itu.
tapi mungkin ini seninya.
menjalani hidup tanpa harus banyak menuntut. dan bukankah prosesku belum selesai?
mimpiku detik ini: semoga proses ini tidak sia-sia. smoga aku terlahir menjadi orang yang lebih dan lebih bijak dalam menghadapi hidup. dan smoga kebaikan akan slalu menyertaiku.
Benar adanya. Ekspektasi membuat diri jatuh. Semakin jelas, semakin detail ekspektasi yang dibuat dalam bayang-bayang pikiran, semakin jelas pula bahwa kekecewaan yang akan dihadapi. Ternyata perlu belajar let it flow. Jangan coba memasuki yang bukan ranah seorang manusia, yaitu membuat skenario hidup yang sekiranya baik padahal diri tau apa tentang takdir? Jawabannya, tidak tau
Benar adanya. Kekecewaan membuat sadar bahwa betapa misterinya takdir, hingga dititik sudah tidak mau bisa berekspektasi kembali. Banyaknya opsi dalam hidup dan konsekuensi yang akan melahirkan banyaknya jalan membuat diri ragu. Sederhananya kekecewaan membuat diri ragu untuk melangkah. Alasannya: apakah akan berakhir bahagia? Jawabannya, tidak tau
Benar adanya. Pertanyaan tidak selalu diselesaikan dengan jawaban, mungkin bisa dengan tanpa jawaban atau lebih tepatnya takdir tidak mengantarkan diri pada jawaban.