Kak minta tips dan saran agar bisa lemah lembut pada ibu juga agar tdk meninggikan suara kepadanya ketika marah:')
1.Belajar menerapkan kedua hal yang dipertanyakan ini.
2.Ingat-ingat kalau ridho terbesar ada dalam do'anya, pahala yang besar jika kita memuliakan/membahagiakan orangtua. Begitu pula sebaliknya.
3.Ibu sudah bersedia berkorban nyawa di detik-detik beliau melahirkan anak-anaknya.
maa syaa Allah
The 17th Ramadan marks the anniversary of the first battle in Islam, the Battle of Badr.
Masjid al-Areesh is located near where the battle took place, and the masjid is built on the spot where the Prophet ﷺ pitched his tent and commanded 313 soldiers in battle.
I crave warmth everywhere. In the morning sun or in sunsets or in music, art, places, just warm energy. When people recommend you songs or movies or tell you how much you mean to them, when people say I love you out of the blue, or a smile from random strangers, people going on walks with you or a picnic date with friends, when somebody talks about the person they love or the times when you are laughing uncontrollably with a group of people you love, I crave that warmth.
I got my heart broken and I survived, I failed 3 courses in university and graduated, I got rejected in the very first job I applied for and got promoted yesterday, I went through hard times with my family but then two years later, we laughed our hearts out over lunch. The closest friends disappointed me several times but I made new friends and loved them with all my heart. I did it once, I can do it again.
Did you know that the Angels dont have the virtue of reading the qur'an even though they wish to do that, but Allah have kept this virtue and gift only for us and jinn to read it, thats why anytime when we you start reciting the qur'an, the angels start listening to your recitation and coming closer to you, and that’s one of the things which Allah honors children of Adam over the angels.
You could murder one, thousands, or even millions of Moslems. Yet, you would never be able to kill the faith in our heart. Our faith will never be killed nor be feared.
Our brothers you massacred yesterday, they are verily happy right now. You might think you’ve killed them. But it turns out that you gave them a shaheed, a golden ticket to heaven.
Why do you really hate us? When will you stop hating us just because we have a different religion?
As Moslems, we were never taught to curse when angry or avenge when being hurt. But instead we were taught to be patient, even when you call us terrorists.
You have failed if you murdered our brothers to start a war.
You have failed if you murdered our brothers to frighten us.
Mampang Prapatan | © Taufik Aulia
Banyak cara untuk berbuat kebaikan. Jika tak bisa berbuat hal yang besar, mulailah dari hal yang kecil.
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. " (Q.S. Al-Zalzalah: 7)
“Fakhi, mengapa seorang istri lebih baik di rumah padahal teman-teman muslim kami bertitel master dan satu lagi doktoral? Saya punya teman perempuan yang muslim dan ia memilih di rumah daripada bekerja padahal dia murid yang pintar di kelas kami,”
Itulah pertanyaan yang paling membekas pada perjalanan saya menuju Jepang di tahun 2016. Saat itu saya duduk di tengah dan bercakap-cakap dengan Tionghoa Indonesia, tetapi sudah berpindah kewarganegaran menjadi Australia, serta seorang perempuan China Kanada. Menariknya, mereka berdua punya pertanyaan yang sama kepada saya, yaitu mengapa perempuan tampak dikekang dalam Islam?
Kira-kira jika menjadi saya, apa jawaban Anda?
***
Siapa bilang perempuan dalam Islam itu terkekang. Tak boleh keluar rumah, terbelakang tak boleh berpendidikan. Bisa jadi itu bukan karena agama Islam, tapi campuran sisa-sisa nilai sebelum Islam datang yang belum hilang. Dalam Islam, rumah dan keluarga mempunyai fungsi penting dalam pembangunan karakter anak. Dalam berbagai penelitian psikologi, parenting atau pengasuhan merupakan salah satu variabel utama yang menentukan keberhasilan generasi mudanya. Maka jangan diremehkan soal keluarga dan rumah.
Dalam tinta emas sejarah panjang perempuan dalam Islam, banyak kisah perempuan-perempuan hebat yang membangun besarnya peradaban, salah satunya Kabsyah binti Rafi’ ibu dari seorang Sa’ad bin Muadz. Ijinkan saya bercerita tentangnya.
“Hukum yang berlaku baginya adalah, jihad secara pemikiran atau secara batin saja tidak cukup. Sementara agama Allah sedang dihadang musuh secara nyata. Hanya dengan jihad aksi (fi’liyyah) atau jihad otoritas (jihad amriyyah) kewajiban membela agama Allah tertuntaskan” (Kabsyah).
Sa’ad bin Muadz merupakan seorang sahabat Nabi yang kematiannya mengguncang Arsy. Sa’ad merupakan pemuda yang berasa dari Suku Aus yang dikenal pandai bermain pedang dan menunggang kuda. Saat perang Badar, Sa’ad mewakili kaum Anshar untuk menjadi penolong dalam pertempuran. Pada perang Uhud yang menyakitkan bagi kaum Muslimin, Sa’ad menjadikan tubuhnya tameng bagi Rasulullah yang tersudutkan. Pada perang Khandaq, ia berjasa turut mempertahankan madinah mati-matian, hingga ia terluka. Saat menghadapi bani Quraidzah, Sa’ad pula yang akhirnya menjatuhkan hukuman berat kepada kaum yahudi Quraidzah.
Jika anaknya demikian, bayangkan bagaimana seorang Kabsyah mendidik anaknya hingga mampu berjiwa satria yang kepahlawanannya bukan fiksi semata. Kabsyah adalah sosok mulia yang diberkahi, ia mendermakan segala kebaikannya bagi perjuangan Islam. Dia adalah seorang wanita yang selalu tampil terdepan tatkala seruan jihad itu dikumandangkan. Dirinya membawa banyak inspirasi bagi orang di sekitarnya.
Pada dirinya terdapat sikap kepahlawanan yang bukan rekaan. Kabsyah ikut bersama banyak wanita lainnya dalam perang Uhud bersama kaum Muslimah lainnya dalam rangka mengawal keselamatan Rasulullah. Saat Sa’ad bin Mu’adz menggunakan pakaian perang berukuran kecil, hingga kedua sikutnya terlihat semuanya, Kabsyah menyemangati putranya dengan berkata, “Susullah pasukan Rasullah wahai putraku. Demi Allah engkau telah terlambat,”
Ada pula cerita Asma Binti Yazid bin As-Sakan Al-Anshariyyah, yang mampu membunuh sembilan orang pasukan Romawi saat perang Yarmuk. Asma binti Yazid merupakan seorang pejuang wanita suci. Dia memeluk Islam bersamaan dengan kaum Anshar pemeluk Islam pertama. Ia merupakan putri dari Muadz bin Jabal, salah satu seorang sahabat baik Rasulullah.
Selain itu, siapa tidak kenal Rumaysha binti Mulhan, diantara sekian banyak keistimewaannya adalah sejarah kekasatriaan ia di perang Hunain. Pada saat perang Hunain dia membawa sebilah pedang dan turun langsung ke medan pertempuran. Di samping itu dia memberikan minuman langsung kepada para pejuang.
Salah satu dari pejuang itu ialah Abu Thalhah yang melihat Rumaysha selalu membawa sebilah pedang. Lalu, Abu Thalhah bertanya, “apa yang membuatmu selalu membawa-bawa pedang ini?” Rumaysho menjawab, “Jika ada seorang musyrik mendekat padaku maka akan aku robek isi perutnya.”
Lalu, dari Anas, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, “aku pernah memasuki surga, lalu aku mendengar langkah kaki di hadapanku. Ternyata di hadapanku ada Ghumaisha (Rumaisha) binti Mulhan (HR.Muslim).
Selain itu, di sektor intelektual, mari mengenal Ummu Salamah. Ummu Salamah memilik andil yang sangat besar dalam perjanjian Hudaibiyyah. Kecerdasan ummu salamah, bak penasihat ahli Rasulullah dalam edukasi politik dan sosial. Salah satu contohnya adalah pada saat Rasulullah mencontohkan berkurban. Pada saat itu Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berkurban seekor kambing. Namun, sedihnya, pada saat itu tidak ada satu pun sahabat yang bergegas untuk melakukan perintahnya. Kemudian, Rasulullah menceritakan hal ini kepada Ummu Salamah. Ummu Salamah kemudian menyarankan, “Wahai Rasulullah maukah kamu membuat sahabat-sahabatmu melaksanakan apa yang kamu perintahkan?” Rasulullah mengiyakan, lalu Ummu Salamah melanjutkan. “Temuilah mereka namun jangan berbicara dengan seorang pun hingga kamu memotong seekor anak kambing kecil milikmu dan memanggil tukang cukur untuk mencukur rambutmu,”. Lalu, Rasulullah melakukan apa yang Ummu Salamah sarankan dan para sahabat pun mengikuti.
Sejenak menilik kisah para Shahabiyyah, tampaklah bahwa perempuan tak pernah dibatasai berkiprah bahkan dalam medan-medan yang sulit seperti peperangan. Islam memuliakan perempuan dengan memberinya penjagaan lebih di ruang-ruang publik. Namun, bukan berarti menghalangi kiprahnya di sektor-sektor publik.
Tulisan ini tidak akan pernah cukup menjelaskan, cobalah cari dalam liuk-liuk kisah shohabiyah, dan berbagai intelektual muslimah lainnya. Niscaya, betapa Islam mengatur namun tidak melarang kiprah perempuan di sektor publik. Jika bukan dari Islam, maka darimana larangan itu? #think
We are all prone to making mistakes: small ones, big ones; frequently, rarely; different ones, same ones. When we attempt to compare our sins to Allah’s infinite Mercy, even the worst of them, our actions will forever be outweighed by His Compassion and willingness to forgive us. Yet God is the Most Merciful, Most Forgiving.
As for repeated sins, Allah will continue to forgive mercifully as long as you continue to sincerely try to move away from the sin. Every time you fall into the sin, you repent sincerely and have true intention of not doing it again, He continues to honour your request for forgiveness. The key is not to give up the effort of staying away from the sin, and being sincere in your efforts as well as your repentance.
Do not ever lose hope in the mercy of Allah, nor underestimate your potential. Don’t let the Shaytan win; he wants you to lose hope in Allah; and if you lose hope in Allah, what’s left? It’s okay to keep falling as long as you keep getting back up. Never give up, not until your last heartbeat.
Jika ramadhan tak mampu membuat hati lekat dengan Qur'an, lalu bulan apa lagi yang hendak kau harapkan?
©Quraners