I got my heart broken and I survived, I failed 3 courses in university and graduated, I got rejected in the very first job I applied for and got promoted yesterday, I went through hard times with my family but then two years later, we laughed our hearts out over lunch. The closest friends disappointed me several times but I made new friends and loved them with all my heart. I did it once, I can do it again.
Adik : Mas, kenapa memilih jadi orang baik? Seringnya kelewatan baik malah. Bukannya yang ada kadang disakiti, sering merugi, dibayar juga nggak. Hehe
Kakak : Iya betul. Tapi memilih jadi orang nggak baik juga sama aja. Sadar nggak sadar, yang sakit malah diri sendiri, yang dirugikan diri sendiri juga. Kalau kamu mencari orang baik tapi sulit untuk menemukan, ya nggak ada salahnya untuk coba menjadi apa yang kamu cari tadi. Biar nanti memudahkanmu juga, karena biasanya juga akan dipertemukan dengan orang-orang baik lainnya. Dan satu lagi.
Apa itu Mas?
Nggak semua orang bisa cukup terbuka untuk meminta bantuan orang lain. Entah karena nggak enakan, kurang nyaman untuk membagi beban, dan bermacam penyebab dibelakangnya. Jadi bisa saja ada orang yang sangat terbantu oleh pertolongan yang kamu tawarkan. Meski bentuk terimakasih yang mereka berikan, mungkin hanya terdengar sepertinya terimakasih yang seperti biasa. Tapi kamu tidak tahu seberapa dalam rasa terimakasihnya.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma salli wa sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
Eid Prayers Around the World 💚
“Fakhi, mengapa seorang istri lebih baik di rumah padahal teman-teman muslim kami bertitel master dan satu lagi doktoral? Saya punya teman perempuan yang muslim dan ia memilih di rumah daripada bekerja padahal dia murid yang pintar di kelas kami,”
Itulah pertanyaan yang paling membekas pada perjalanan saya menuju Jepang di tahun 2016. Saat itu saya duduk di tengah dan bercakap-cakap dengan Tionghoa Indonesia, tetapi sudah berpindah kewarganegaran menjadi Australia, serta seorang perempuan China Kanada. Menariknya, mereka berdua punya pertanyaan yang sama kepada saya, yaitu mengapa perempuan tampak dikekang dalam Islam?
Kira-kira jika menjadi saya, apa jawaban Anda?
***
Siapa bilang perempuan dalam Islam itu terkekang. Tak boleh keluar rumah, terbelakang tak boleh berpendidikan. Bisa jadi itu bukan karena agama Islam, tapi campuran sisa-sisa nilai sebelum Islam datang yang belum hilang. Dalam Islam, rumah dan keluarga mempunyai fungsi penting dalam pembangunan karakter anak. Dalam berbagai penelitian psikologi, parenting atau pengasuhan merupakan salah satu variabel utama yang menentukan keberhasilan generasi mudanya. Maka jangan diremehkan soal keluarga dan rumah.
Dalam tinta emas sejarah panjang perempuan dalam Islam, banyak kisah perempuan-perempuan hebat yang membangun besarnya peradaban, salah satunya Kabsyah binti Rafi’ ibu dari seorang Sa’ad bin Muadz. Ijinkan saya bercerita tentangnya.
“Hukum yang berlaku baginya adalah, jihad secara pemikiran atau secara batin saja tidak cukup. Sementara agama Allah sedang dihadang musuh secara nyata. Hanya dengan jihad aksi (fi’liyyah) atau jihad otoritas (jihad amriyyah) kewajiban membela agama Allah tertuntaskan” (Kabsyah).
Sa’ad bin Muadz merupakan seorang sahabat Nabi yang kematiannya mengguncang Arsy. Sa’ad merupakan pemuda yang berasa dari Suku Aus yang dikenal pandai bermain pedang dan menunggang kuda. Saat perang Badar, Sa’ad mewakili kaum Anshar untuk menjadi penolong dalam pertempuran. Pada perang Uhud yang menyakitkan bagi kaum Muslimin, Sa’ad menjadikan tubuhnya tameng bagi Rasulullah yang tersudutkan. Pada perang Khandaq, ia berjasa turut mempertahankan madinah mati-matian, hingga ia terluka. Saat menghadapi bani Quraidzah, Sa’ad pula yang akhirnya menjatuhkan hukuman berat kepada kaum yahudi Quraidzah.
Jika anaknya demikian, bayangkan bagaimana seorang Kabsyah mendidik anaknya hingga mampu berjiwa satria yang kepahlawanannya bukan fiksi semata. Kabsyah adalah sosok mulia yang diberkahi, ia mendermakan segala kebaikannya bagi perjuangan Islam. Dia adalah seorang wanita yang selalu tampil terdepan tatkala seruan jihad itu dikumandangkan. Dirinya membawa banyak inspirasi bagi orang di sekitarnya.
Pada dirinya terdapat sikap kepahlawanan yang bukan rekaan. Kabsyah ikut bersama banyak wanita lainnya dalam perang Uhud bersama kaum Muslimah lainnya dalam rangka mengawal keselamatan Rasulullah. Saat Sa’ad bin Mu’adz menggunakan pakaian perang berukuran kecil, hingga kedua sikutnya terlihat semuanya, Kabsyah menyemangati putranya dengan berkata, “Susullah pasukan Rasullah wahai putraku. Demi Allah engkau telah terlambat,”
Ada pula cerita Asma Binti Yazid bin As-Sakan Al-Anshariyyah, yang mampu membunuh sembilan orang pasukan Romawi saat perang Yarmuk. Asma binti Yazid merupakan seorang pejuang wanita suci. Dia memeluk Islam bersamaan dengan kaum Anshar pemeluk Islam pertama. Ia merupakan putri dari Muadz bin Jabal, salah satu seorang sahabat baik Rasulullah.
Selain itu, siapa tidak kenal Rumaysha binti Mulhan, diantara sekian banyak keistimewaannya adalah sejarah kekasatriaan ia di perang Hunain. Pada saat perang Hunain dia membawa sebilah pedang dan turun langsung ke medan pertempuran. Di samping itu dia memberikan minuman langsung kepada para pejuang.
Salah satu dari pejuang itu ialah Abu Thalhah yang melihat Rumaysha selalu membawa sebilah pedang. Lalu, Abu Thalhah bertanya, “apa yang membuatmu selalu membawa-bawa pedang ini?” Rumaysho menjawab, “Jika ada seorang musyrik mendekat padaku maka akan aku robek isi perutnya.”
Lalu, dari Anas, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, “aku pernah memasuki surga, lalu aku mendengar langkah kaki di hadapanku. Ternyata di hadapanku ada Ghumaisha (Rumaisha) binti Mulhan (HR.Muslim).
Selain itu, di sektor intelektual, mari mengenal Ummu Salamah. Ummu Salamah memilik andil yang sangat besar dalam perjanjian Hudaibiyyah. Kecerdasan ummu salamah, bak penasihat ahli Rasulullah dalam edukasi politik dan sosial. Salah satu contohnya adalah pada saat Rasulullah mencontohkan berkurban. Pada saat itu Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berkurban seekor kambing. Namun, sedihnya, pada saat itu tidak ada satu pun sahabat yang bergegas untuk melakukan perintahnya. Kemudian, Rasulullah menceritakan hal ini kepada Ummu Salamah. Ummu Salamah kemudian menyarankan, “Wahai Rasulullah maukah kamu membuat sahabat-sahabatmu melaksanakan apa yang kamu perintahkan?” Rasulullah mengiyakan, lalu Ummu Salamah melanjutkan. “Temuilah mereka namun jangan berbicara dengan seorang pun hingga kamu memotong seekor anak kambing kecil milikmu dan memanggil tukang cukur untuk mencukur rambutmu,”. Lalu, Rasulullah melakukan apa yang Ummu Salamah sarankan dan para sahabat pun mengikuti.
Sejenak menilik kisah para Shahabiyyah, tampaklah bahwa perempuan tak pernah dibatasai berkiprah bahkan dalam medan-medan yang sulit seperti peperangan. Islam memuliakan perempuan dengan memberinya penjagaan lebih di ruang-ruang publik. Namun, bukan berarti menghalangi kiprahnya di sektor-sektor publik.
Tulisan ini tidak akan pernah cukup menjelaskan, cobalah cari dalam liuk-liuk kisah shohabiyah, dan berbagai intelektual muslimah lainnya. Niscaya, betapa Islam mengatur namun tidak melarang kiprah perempuan di sektor publik. Jika bukan dari Islam, maka darimana larangan itu? #think
maa syaa Allah
The 17th Ramadan marks the anniversary of the first battle in Islam, the Battle of Badr.
Masjid al-Areesh is located near where the battle took place, and the masjid is built on the spot where the Prophet ﷺ pitched his tent and commanded 313 soldiers in battle.
Tidak semua muslim Allah panggil untuk sholat shubuh berjamaah di masjid. Tidak semua muslimah Allah panggil untuk langsung sholat saat adzan sudah berkumandang. Sekedar menjadi muslim dan muslimah itu mudah dan gampang, tapi tidak semuanya mau dan siap mengambil konsekuensi dan kewajibannya. Shubuh itu adalah panggilan Allah, dan hadiah terindah sejak membuka mata.
Hadiah terindah dari Allah itu adalah ketika kamu dimudahkan untuk melakukan kebaikan dari mulai membuka mata, sholat shubuh berjamaah di masjid. Hati-hati jika kamu sudah seringkali bangun terlambat hingga matahari memanas, jangan-jangan Allah tidak mau berjumpa denganmu di waktu terbaiknya, fajar shubuh. Berdoa dan beristighfar, agar Allah memudahkan untuk bangun sebelum shubuh.
Untukmu yang sudah terbiasa bangun shubuh, jangan sombong dan merasa aman. Tapi berhati-hatilah dalam menjaga niat dan amal kebaikan, tidak semua orang bisa istiqomah.
Aku, kamu, dan kita. Sedang sama-sama berjuang menuju kebaikan bukan ? Saling mengingatkan yuk
@jndmmsyhd
Tidak semua wanita yang mengejar pendidikan tinggi itu, ambisius. Ada banyak dari mereka yang hanya senang menuntut ilmu secara formal. Duduk di bangku kuliah, berhadapan dengan dosen, melakukan penelitian, membuat karya tulis dan semacamnya. Bejana jiwanya terasa full saat ia melewati fase demi fase itu.
Tidak semua wanita yang berdedikasi tinggi dalam karir itu, feminis. Ada banyak dari mereka yang hanya senang berkarya melalui pekerjaan yang ia lakukan. Menerima tantangan, mengerjakan proyek, bersosialisasi dengan banyak orang, presentasi ini dan itu. Bahagia saat ia melihat ada banyak orang yang terbantu melalui pekerjaanya. Bahagia saat satu persatu pekerjaannya menjadi sesuatu untuk banyak orang. Itulah cara dia mengisi bejana jiwanya agar tetap utuh.
Tidak semua wanita yang menyukai pekerjaan di dalam rumah itu, tidak kreatif. Ada banyak dari mereka yang mampu berinovasi dalam menata perabotan rumah, mengatur keuangan harian, memasak aneka macam menu, bercocok tanam di kebun rumah, dan sebagainya. Ia merasa bahagia saat ia bisa mempersembahkan yang terbaik melalui waktu dan tangannya di dalam rumah. Itulah cara ia dalam mengisi bejana jiwanya.
Untuk itu, coba tanyakan pada wanita yang kelak (atau sudah) engkau nikahi. Bagaimanakah cara ia biasanya mengisi bejana jiwanya? Karena tak semua wanita cocok diminta berjualan online di rumah. Tidak semua wanita bahagia saat diminta menjadi pekerja lepas dari rumah. Bukankah ada dari mereka yang bejana jiwanya akan terisi saat ia mampu berkontribusi langsung pada masyarakat? Bagaimana dengan itu?
Seorang wanita yang bahagia dan bejana jiwanya terisi penuh, akan mampu memperlakukan orang-orang tercintanya dengan sangat baik. Jadi, tidak perlu khawatir jika (kelak) wanita yang engkau nikahi adalah ia yang aktivitasnya sangat padat. Sebab seorang wanita, sesibuk apapun ia akan menjadikan keluarganya prioritas.
Begitu kurang lebih yang aku tahu. :)
April 2019 | Luluk Gusliyanah